Mengkhawatirkanmu
mungkinkah kau tenang disana atau tidak, hingga tiap malam-Nya menjelang, kesedihan sering menghampiri menemani shalat-shalatku. Tidak
lebih sama dengan kekhawatiranmu saat akan meninggalkanku, aku paham
kekhawatiranmu. Hingga tanpa pamit, kau pergi disaat-saat aku tidak bersamamu,
disaat-saat aku membutuhkanmu, dan kudapati kau tak lagi bisa menjawab salam
pengabdianku.
Sungguh aku
mencintaimu ,,,
Walaupun belum
berbalas apa yang kau hadiahkan buatku, seluruhnya, seutuhnya. Cintamu rasanya
tak bisa ditandingi kasih yang kuberikan. Dan aku bingung, bagaimana harus mengungkap
balas sedangkan kau pergi sebelum aku menjadi harapanmu. Hmmm…
sebenarnya apa yang
kau harapkan dariku ? kebahagiaanku-kah ? keberhasilanku-kah ?. hanya sebatas
itu-kah? Bukan kebahagianmu?
Dan aku paham engkau
tidak menginginkan balas dariku, buktinya, kau pergi saat semua belum sempurna
kau tuai hasilnya. Lillahi…. doaku untukmu sepanjang hayatku.
Sungguh aku
mencintaimu ,,,
Dan kutitipkan engkau
pada Rabb-ku, Rabb kita. Aku yakin engkau jauh lebih bahagia bersamanya
karena diri ini tak selalu membuatmu bahagia. Berbahagialah disana, dan
selalu kutitip salam buatmu, karena sungguh aku selalu mencintaimu, selalu
merindukanmu. Moga doaku untukmu menjadikanmu lebih dicintai-Nya.
Dan beribu kali pun kukatakan cinta dan rindu untukmu, aku tetap akan paham lingkaran hariku ini tetap tidak akan lagi sempurna, tanpa seorang ibu..
Dan beribu kali pun kukatakan cinta dan rindu untukmu, aku tetap akan paham lingkaran hariku ini tetap tidak akan lagi sempurna, tanpa seorang ibu..
0 komentar:
Posting Komentar