Minggu, 27 Januari 2013




Mengkhawatirkanmu mungkinkah kau tenang disana atau tidak, hingga tiap malam-Nya menjelang, kesedihan sering menghampiri menemani shalat-shalatku. Tidak lebih sama dengan kekhawatiranmu saat akan meninggalkanku, aku paham kekhawatiranmu. Hingga tanpa pamit, kau pergi disaat-saat aku tidak bersamamu, disaat-saat aku membutuhkanmu, dan kudapati kau tak lagi bisa menjawab salam pengabdianku.

Sungguh aku mencintaimu ,,,


Walaupun belum berbalas apa yang kau hadiahkan buatku, seluruhnya, seutuhnya. Cintamu rasanya tak bisa ditandingi kasih yang kuberikan. Dan aku bingung, bagaimana harus mengungkap balas sedangkan kau pergi sebelum aku menjadi harapanmu. Hmmmsebenarnya apa yang kau harapkan dariku ? kebahagiaanku-kah ? keberhasilanku-kah ?. hanya sebatas itu-kah? Bukan kebahagianmu?

Dan aku paham engkau tidak menginginkan balas dariku, buktinya, kau pergi saat semua belum sempurna kau tuai hasilnya. Lillahi…. doaku untukmu sepanjang hayatku.

Sungguh aku mencintaimu ,,,

Dan kutitipkan engkau pada Rabb-ku, Rabb kita. Aku yakin engkau jauh lebih bahagia bersamanya  karena diri ini tak selalu membuatmu bahagia. Berbahagialah disana, dan selalu kutitip salam buatmu, karena sungguh aku selalu mencintaimu, selalu merindukanmu. Moga doaku untukmu menjadikanmu lebih dicintai-Nya.

Dan beribu kali pun kukatakan cinta dan rindu untukmu, aku tetap akan paham lingkaran hariku ini tetap tidak akan lagi sempurna, tanpa seorang ibu..

0 komentar:

Posting Komentar