Geografi budaya
menurut Carl Sauer adalah ilmu pengetahuan yang menelaah sekitar tingkah laku
manusia yang ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan
lingkungan alam oleh manusia dalam usaha mempertahankan hidupnya. Dengan
demikian berarti geografi budaya berada posisi penengah kajian yang bersifat
fisik dengan kajian yang bersifat sosial. Namun beberapa kalangan menganggap
bahwa geografi budaya adalah rumpun geografi yang lebih dekat dikaitkan dengan
kajian geografi manusia (human geografi).
Jika meruntut
definisi dari Carl tersebut, jelaslah bahwa antara fenomena-fenomena geosfer
yang bersifat fisik tadi mempengaruhi timbulnya kebudayaan pada suatu daerah.
Masuk akal memang, karena pada umumnya budaya yang berkembang di suatu daerah
condong menunjukkan karakteristik dan kebutuhan daerah itu sendiri. Seperti
halnya di daerah pegunungan yang subur masyarakatnya bermatapencaharian sebagai
petani, mau tidak mau mereka harus mensiasati alam dengan membuat alat-alat
pertanian. Alat tersebut merupakan hasil dari buah pikir manusia, sehingga
dapat dikatakan bahwa alat merupakan pencerminan budaya setempat.
Contoh lain yang
lebih nyata adalah budaya masyarakat Jawa yang sangat berbeda dengan budaya
masyarakat asli Papua. Orang-orang Jawa terlihat lebih maju peradabannya,
karena dilokasi ini syarat dengan fasilitas penunjang dan juga memiliki
aksesibilitas tinggi. Namun mereka-mereka yang ada di Papua, jauh tertinggal
karena keterbatasan sesuatu. Indonesia bagian timur, pendidikan disana cukup
memprihatinkan sehingga tak heran kalau kemajuan IPTEK disana dirasa sulit
diterapkan segera, paling tidak haruslah perlahan-lahan. Lain halnya jika pusat
pemerintahan Negara berada disana, mungkin malah yang menjadi daerah tertinggal
ialah kita-kita ini yang berada di Jawa dan Sumatera.
Daerah memang
menjadi penentu pesatnya budaya, orang yang tinggal didaerah tropis cenderung
kurang produktif dibanding orang-orang yang tinggal di daerah beriklim
sub-tropis. Mungkin dapat dicontohkan, Negara-negara maju didunia rata-rata
berada pada daerah beriklim sub-tropis, sedang Negara-negara berkembang berada
pada daerah lintang rendah. Penemuan dan rekayasa teknologi terbaru juga banyak
didalangi oleh pakar-pakar di daerah sub-tropis. Bayangkan jika seorang
Budaya dan Identitas
Identitas suatu
daerah dapat dikenali melalui daerahnya. Untuk bangsa yang basar seperti
Indonesia, identitas-identitas itu sangatlah banyak. Lebih dari 100 suku bangsa
yang hidup dan mendiami bumi pertiwi ini. Ancaman-ancaman seperti perselisihan
suku bangsa juga sangat rentan, sehingga perlu adanya pola pikir yang sama
mengenai beraneka ragamnya budaya di Indonesia. Pola pikir yang harus tumbuh
ialah seperti slogan “Bhineka Tunggal Ika”. Kita memaknai bergamnya budaya
sebagai modal dfasar dalam pembangunan nasional, janganlah menganggap sebagai
bahan permasalahan.
Geo-Budaya dalam Mewujudkan
Kepribadian Nasional
Adanya pemahaman
geografi budaya akan mempengaruhi kesamaan pola pikir. Orang-orang yang paham
dengan beraneka ragamnya budaya tersebut tentu akan berusaha menciptakan
lingkungan kondusif agar tetap dapat hidup rukun. Selain itu, kita juga harus
mempertahankan citra bangsa Indonesia yang “ramah tamah” di mata dunia.
Sedangkan geografi budaya tersebut
tidak lepas dari 7 unsur kebudayaan yang tentunya akan memebentuk kepribadian
nasionoal Indonesia, diantaranya:
a.Bahasa
Di dalam unsur
bahasa, geografi buadaya berperan dalam pembentukan pribadi manusia Indonesia
yang selalu menggunakan bahasa nasiaonal dengan baik dan benar.Sehingga akan
membetuk watak atau kepribadian manusia indonesia yang bangga dengan bahasa
nasianal.
b.Sistem kemasyarakatan
Di dalam unsur
sistem kemasyarakatan, geografi budaya sangat berperan dalam pembentukan
kepribadia manusia Indonesia yang berjiwa gotong-royong.
c.Kesenian
Di dalam unsur kesenian, geografi
budaya berperan terhadap kepribadian nasional Indonesia yang akan mengerti dan
minat tentang hal seni. Hal ini di tunjukkan terhdap keanekaragaman baik seni
rupa maupun seni gerak yang tersebar di seluruh nusantara Indonesia.
d.Mata pencaharian
Di dalam unsur
kebudayaan, geografi budaya berperan terhadap pembentukan pribadi manusia
Indonesia yang berjiwa petani dan sangat tabu akan hal teknologi. Hal ini
ditunjukkan bahwa 50% rakyat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
e.Religi atau Sistem kepercayaan
Di dalam unsur
religi, geografi budaya berperan dalam memebentuk kepribadian orang Indonesia
yang sangat lekat dengan agama. Karenma setiap perbuatan dan perkataan orang
Indonesia sangat di batasi oleh sistem kepercayaan atau religi.
Jika dikaitkan
dengan keadaan Negara dan bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, ditandai
dengan berbagai macam suku, adat, ras, dan agama, maka geografi budaya dapat
menjadi kajian yang membahas hal tersebut. Dengan geografi budaya dapat terwujud
suatu kepribadian nasional yang diantaranya adalah saling menghargai,
menghormati, serta saling tolong-menolong. Lebih luas lagi akan tercapai citra
masyarakat yang ideal yaitu masyarakat madani (civil society) yang
cirri-cirinya yaitu masyarakat yang memiliki kepribadian, keadilan, demokratis,
partisipatif, menjunjung tinggi persamaan, dan memiliki solidaritas serta
kesetiakawanan yang tinggi.
GEOGRAFI BUDAYA
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B.
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Unsur Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat
teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4
unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma yang memungkinkan
kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
o organisasi
ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga
atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama)
o organisasi
kekuatan (politik)
Wujud dan Komponen
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan
ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut,
kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
- Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua
ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini
adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk
tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga
mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
- Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
Manusia dan
Kebudayaan
MANUSIA
Manusia dapat
diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau
secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
, sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan
kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam mitos, mereka juga seringkali
dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk
serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia
yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis
kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda
laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda
perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya
adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja,
akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan
yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk
hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan
XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga:
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
teman; musuh) dan lain sebagainya.
Hakekat Manusia
·
Makhluk yang memiliki tenga dalam yang
dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
·
Individu yang memiliki sifat rasional
yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
·
Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
·
Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
·
Individu yang dalam hidupnya selalu
melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang
lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
·
Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
·
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
·
Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Kepribadian bangsa timur
Kepribadian bangsa
timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur sangat identik dengan benua Asia khususnya Indonesia.
Kepribadian bangsa timur identik menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi
dibanding budaya barat. Selain itu, kepribadian bangsa timur khususnya
Indonesia juga lebih terbuka dan ramah tamah serta lebih bersahabat. Bangsa
timur juga amat peduli dengan orang lain hal ini dibuktikan dengan adanya sikap
saling tolong menolong dengan sesama dan bergotong royong. Dan kebanyakan
masyarakatnya lebih agamis.
Kepribadian bangsa
timur berbeda dengan kepribadian bangsa barat, dari wilayahnya, lingkungan,
gaya hidup, kebudayaan dan kebiasaannya pun berbeda. menjelaskan tentang
kepribadian bangsa timur,sudah jelas kita semua tau bahwa bangsa timur identik
dengan benua Asia. Yang penduduknya sebagian besar berambut hitam dan berkulit
sawo matang, dan sebagian pula berkulit putih dan bermata sipit.
Bangsa timur adalah
bangsa yang dikenal sangat baik dan ramah, mempunyai sifat toleransi yang
tinggi dan saling tolong menolong. Bangsa barat saat berkunjung ke wilayah
negara timur, mereka pasti selalu berpendapat bahwa orang-orang timur itu baik
dan ramah. Bangsa timur dalam berpakaian pun tergolong sopan. mereka pun sangat
melestarikan budaya masing-masing dan mempunyai adat istiadat yang di junjung
tinggi.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
·
alat-alat teknologi
·
sistem ekonomi
·
keluarga
·
kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4
unsur pokok yang meliputi:
·
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja
sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
·
organisasi ekonomi
·
alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
·
organisasi kekuatan (politik)
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
·
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik
yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
Orientasi Nilai Budaya
Orientasi nilai adalah
bersifat komplek tetapi terpola..pada prinsip.. yang mengutamakan tatanan dan
langsung pada tindakan dan pikiran manusia yang berhubungan dengan solusi dalam
memecahkan masalah.
Ada tiga asumsi:
1. orang dalam semua budaya harus
menemukan solusi untuk memecahkan masalah
2. solusi yang tersedia tidak terbatas
3. satu solusi cenderung dipilih
anggota budaya tertentu. Semua solusi yang potensial tampak pada setiap budaya.
Orientasi human nature
Human nature adalah
menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia. Yang dipandang sebagai
berpembawaan baik, jahat atau campuran dari itu. Manusia dipandang tidak hanya
sebagai baik atau jahat tetapi juga untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita
harus mengakui bahwa hubungan manusia sebagai campuran baik dan buruk sedangkan
yang tidak sama adalah sebagai pandangan adalah netral.Ada enam solusi
potensial pada masalah ini yaitu;
1. manusia yang jahat tetapi dapat
merubah
2. manusia itu jahat tapi tidak dapat
dirubah
3. manusia adalah netral yang respek
pada baik dan jahat
4. manusia adalah campuran baik dan
jahat.
5. manusia itu baik tapi dapat berubah
6. manuysia itu baik dan tidak dapat
berubah
Orientasi nature/alam -person
Ada tiga tipe utama yaitu:
1.
menguasai alam: orientasi ini,melihat
bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah
2.
harmoni dengan alam : orientasi ini
bahwa disini tidak ada perbedaan antara kehidupan manusia , sifat dan
supernatural.
3.
Penaklukan terhadap alam yang unggul
di negara seperti Spanish Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu
yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam jika ada ancaman tidak sesuatupun
yang dapat terlepas dari bahaya.
Orientasi waktu
Merupakan orientasi pada tiga masa
yaitu
1.
waktu masa lalu adalah unggul dalam
budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi di masa lalu
2.
orientasi masa sekarang yaitu dimana
orang-orang memberi perhatian yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada
masa lalu dan pada apa yang akan terjadi masa depan.
3.
orientasi masa depan dimana memiliki
nilai tinggi.
Orientasi aktivitas
Aktivitas manusia dapat dilihat dalam
tiga cara yaitu:
1.
doing, orientasi ini melibatkan pada
tipe aktivitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan
sesuatu
2.
being adalah merupakan lawan yang
exterm dari orientasi doing
3.
becoming merupakan integrasi
keseluruhan pada perkembangan diri.
Orientasi relational
Menurut Kluckhon dan Strodbeck
memisahkan tiga cara untuk mengartikan hubungan dengan orang lain yaitu:
1.
individualism
orientasi ini
ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu adalah unik dan
sebagai entitas tersendiri. Prioritas tujuan dan sasaran nya adalah
memprioritaskan pada individu daripada kelompok.Contoh negara yang seperti ini
adalah Amerika Serikat
2.
orientasi langsung atau lineality
orientasi ini
memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah lebih utama. Menurut
Kluckhon dan Strodbeck kontinyuitas dari kelompok adalah melalui waktu.
Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota kelompok
tersebut.Contohnya beberapanegara aristokrasi di Eropa.
3.
collaterality
orientasi ini
memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok melalui waktu.
Agaknya fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke samping (anggota kelompok
dari individu yang paling dekat dalam waktu dan tempat). Tujuan dari kelompok
ditas kepentingan individu. Pada kenyataannya orang-orang tidak
mempertimbangkannya kecuali vis a vis/ sebagai lawan anggota kelompok. Contoh
identifikasi orang jepang dengan perusahaannya di mana dia bekerja atau
universitas di mana dia belajar.
Penerapan orientasi
Nilai orientasi ini digunakan untuk
memahami komunikasi dengan strangers. Dengan mempertimbangkan dua budaya yang
tampaknya mirip misalnya inggris dan Amerika Serikat. Sementara ada juga yang
mirip di permukaannya saja ternyata berbeda orientasinya. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya misunderstanding antara orang-orang dalam budaya yang
berbeda.
Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan
kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak
sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai
keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
Masuknya mekanisme pertanian
mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti
teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik
penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan
pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu
atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan
gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup
semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan
perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan
kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a. Mendorong perubahan kebudayaan
·
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang
memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi (
kebudayaan material).
·
Adanya individu-individu yang mudah
menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
·
Adanya faktor adaptasi dengan
lingkungan alam yang mudah berubah.
b. Menghambat perubahan kebudayaan
·
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang
memiliki potensi sukar berubah seperti :adat istiadat dan keyakinan agama (
kebudayaan non material)
·
Adanya individu-individu yang sukar
menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
·
Ada juga faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
1. Faktor intern
• Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah
biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan
diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk
akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
• Konflik sosial
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara
kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk
mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan
bersama-sama para transmigran.
• Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat
dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi
masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka
harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga
terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
• Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa
faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan
karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan
demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan
mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor ekstern
• Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur
perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah
sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain
berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat
sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
• Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari
India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke
Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran
agama Kristen dan kolonialisme.
• Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana
tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
Kaitannya Manusia dan Kebudayaan
Dalam hubungannya
dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal
dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita.
Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita
rasakan.
Manusia dan
kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua
tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Sebuah kebudayaan
besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu
sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan
kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas,
aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara
yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang
berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada
seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa
banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
•Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya
asimilaSi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu
dan saling bekerja sama.
•Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang
dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas
dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan
kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
•Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan
bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
•Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan
imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing
dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk
0 komentar:
Posting Komentar