Pada zaman dahulu, ada tiga saudara, kakak-beradik, yg berkelana melewati jalan panjang yg berliku-liku di senja hari.
Pada waktunya, ketiga saudara ini tiba di sungai yg terlalu dalam untuk diseberangi dengan jalan kaki dan terlalu berbahaya untuk diseberangi dengan berenang. Meskipun demikian, ketiga saudara ini menguasai ilmu sihir. Maka, mereka tinggal melambaikan tongkat sihir mereka dan sebuah jembatan muncul di atas air yang berbahaya itu. Mereka sudah tiba di tengah jembatan ketika ternyata jalan mereka dihalangi oleh sosok berkerudung. Dan kematian berbicara kepada mereka. Dia marah telah kehilangan tiga korban baru, karena para pengelana biasanya tenggelam di sungai ini. Tetapi Kematian licik. Dia berpura-pura memberi selamat kepada ketiga saudara ini atas sihir mereka, dan berkata masing-masing berhak mendapatkan hadiah karena telah cukup pintar untuk menghindarinya.
Pada waktunya, ketiga saudara ini tiba di sungai yg terlalu dalam untuk diseberangi dengan jalan kaki dan terlalu berbahaya untuk diseberangi dengan berenang. Meskipun demikian, ketiga saudara ini menguasai ilmu sihir. Maka, mereka tinggal melambaikan tongkat sihir mereka dan sebuah jembatan muncul di atas air yang berbahaya itu. Mereka sudah tiba di tengah jembatan ketika ternyata jalan mereka dihalangi oleh sosok berkerudung. Dan kematian berbicara kepada mereka. Dia marah telah kehilangan tiga korban baru, karena para pengelana biasanya tenggelam di sungai ini. Tetapi Kematian licik. Dia berpura-pura memberi selamat kepada ketiga saudara ini atas sihir mereka, dan berkata masing-masing berhak mendapatkan hadiah karena telah cukup pintar untuk menghindarinya.